Monday, December 12, 2011

Terowongan dan Perjalanan

Baru aja baca terowongan dan ujung-nya wimar di buku still more about nothing. Di awal bagian itu di buka dengan cerita tentang terowongan mont blanc yg panjangnya 135 km. Ya namanya juga terowongan, ya pasti gelaplah di tambah lagi tuh terowongan ada di bawah gunung mont blanc pulak. Lengkaplah penderitaan orang yg claustrophobia :p. Udah gelap, terowongannya panjang lagi dan cuma cukup untuk 2 mobil-2 arah. Cukup ngeri juga buat yg nyetir sendiri karena ujung terowongan jadi berasa jauh. Anyway, setelah itu om ww mulai menganalogikan terowongan dan ujung itu dengan cara manusia untuk mencapai goal. Kalo kata om ww, ketika kita ingin mencapai sesuatu di dalam hidup kita akan membuat jalan yg ibaratnya adalah terowongan itu. Karena terowongan gelap dan panjang jadi kenapa masih ada orang yg ingin menikmati perjalanan di dlm terowongan itu? Lebih cepat sampai di ujung akan lebih baik. 

In my opinion, well i used to think that process is more essential than the result. --Used to, mind you, right now i don't know anymore about that. Got plenty to think about--. Yg di bilang om ww itu emang bener, partially right and incomplete. Knp gw bilang setengah bener dan incomplete? Menurut gw, pendapat looh yaa ga ada bener ga ada salah, untuk mencapai tujuan ga harus lewat terowongan yg gelap dan sempit. Lewat terowongan emang bisa tapi ga harus. Bisa aja lewat jalan tol yg lancar, terang, dan menyenangkan tapi emang harus bayar. Atau bisa juga lewat jalan biasa yg ga pake bayar dan ga Gelap juga tapi mesti siap sedia menghadapi kemacetan dan obstacle lainnya. Setiap jalan yg dipilih pasti punya strength dan weaknessnya masing2. Harus ada yg dikorbankan, karena tidak semuanya bisa better off. There has to be some kind of balance. 

Kembali ke terowongan, menurut gw terowongan itu seperti jalan pintas, jalan memotong yg di ambil untuk sampai di tujuan lebih cepat. Ya karena terowongan kan biasanya di bikin di bawah gunung untuk nembus gunung, untuk nembus laut, etc. Terowongan di gali untuk menembus sesuatu jadi kita bisa go through it without any difficulties. 

Nah karena kalo lewat terowongan itu akan lebih cepat sampe boleh dong klo gw anggep terowongan itu sebagai jalan pintas. Ya walaupun ga semua terowongan itu jalan pintas juga sik. But my point is, ketika kita menggunakan jalan pintas untuk mencapai tujuan itu berarti kita skip sebagian besar proses perjalanan kita demi mencapai tujuan dgn lebih cepat. Sampe lebih cepat berarti mesti ada yg di korbankan, yaitu prosesnya itu sendiri. Jalan pintas memang tidak di design supaya orang menikmati perjalanannya tapi untuk mengakomodir orang supaya cepat sampai di tujuan. 

Jadi memang benar kata om ww, untuk apa menikmati perjalanan di dlm terowongan? Lebih cepat ya lebih baik. Tapi bukan berarti itu applicable untuk semua jalan. Ada kalanya kita lewat jalan tol atau jalan biasa dan maybe it will do us good if we just enjoy the ride while it last. Nothng good will last forever. 
So just enjoy the ride and see what is waiting for us on the end of the road. Life, after all, is a journey. 

Diza Permatasari 
10.15 @ car heading to Bandung 


---------------------------